Rabu, 28 Juni 2017

PENGELOLAAN KELAS

Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Para pakar dalam bidang manajemen kelas melaporkan bahwa ada perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik untuk mengelola kelas. Manajemen kelas yang mengorientasikan murid pada sikap pasif dan patuh pada aturan ketat dapat melemahkan keterlibatan murid dalam pembelajaran aktif , pemikiran, dan konstruksi pengetahuan sosial. Tren baru dalam manajemen kelas lebih menekankan pada pembimbingan murid untuk menjadi lebih mau berdisiplin diri dan tidak terlalu menekankan pada kontrol eksternal atas diri murid. Dalam tren yang lebih menekankan pada pelajar, guru lebih dianggap sebagai pemandu, koordinator dan fasilitator. Model manajemen kelas yang baru bukan mengarah pada mode permisif. Penekanan pada perhatian dan regulasi diri murid bukan berarti guru tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi di kelas.

Tujuan dan strategi Manajemen
Manajemen kelas yang efektif punya dua tujuan:
-  Membantu murid menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak dioreintasikan pada tujuan. Carol Weinstein (1997) mendeskripsikan jumlah waktu yang tersedia untuk berbagai aktivitas kelas di sekolah menengah yang biasanya rata-rata 42 menit. Waktu belajar tahunan biasanya sekitar 62 jam, yang kira-kira hanya setengah dari waktu yang diwajibkan. Meskipun angka ini hanya perkiraan, angka-angka itu menunjukkan bahwa jam yang tersedia untuk pembelajaran kurang dari yang seharusnya.
- Mencegah murid mengalami problem akademik dan emosional. Kelas yang dikelola dengan baik tidak hanya akan meningkatkan pembelajaran yang berarti, tetapi juga membantu mencegah berkembangnya problem emosional dan akademik. Kelas yang dikelola dengan baik akan membuat murid sibuk dengan tugas yang menantang. Kelas yang dikelola dengan baik akan memberikan aktivitas di mana murid menjadi terserap ke dalamnya dan termotivasi untuk belajar dan memahami aturan dan regulasi yang harus dipatuhi. Sebaliknya, dalam kelas yang dikelola dengan buruk, problem emosional dan akademik akan lebih mudah muncul. Murid yang tidak termotivasi secara akademik akan menjadi makin tak termotivasi. Murid yang pemalu akan menjadi reklusif. Anak bandel akan makin kurang ajar.

Prinsip Penataan Kelas:

- Kurangi kepadatan di tempat lalu-lalang. Gangguan dapat terjadi di daerah yang sering dilewati. Daerah ini antara lain area belajar kelompok, bangku murid, meja guru, dan lokasi penyimapanan pensil, rak buku, komputer, dan lokasi lainnya. Pisahkan area-area ini sejauh mungkin dan pastikan mudah diakses.
- Pastikan bahwa Anda dapat dengan mudah melihat semua murid. Tugas manajemen yang penting adalah memonitor murid secara cermat. Untuk itu, Anda harus bisa melihat semua murid. Pastikan ada jarak pandang yang jelas dari meja anda, lokasi intruksional, meja murid, dan semua murid. Jangan sampai ada yang tidak kelihatan.
- Materi pengajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses. Ini akan meminimilkan waktu persiapan dan perapian, dan mengurangi kelambatan dan gangguan aktivitas.
- Pastikan murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas. Tentukan di mana Anda dan murid Anda akan berada saat presentasi kelas diadakan. Untuk aktivitas ini, murid tidak boleh memindahkan kursi atau menjulurkan lehernya. Untuk mengetahui seberapa baik murid dapat melihat dari tempat mereka, duduklah di kursi mereka.

Gaya Penataan:
-Gaya auditorum tradisional, semua murid duduk mengahadap guru.
-Gaya tatap muka, murid saling mengahdap 
-Gaya off-set, sejumlah murid (biasanya tiga atau empat anak) duduk di bangku tetapi tidak duduk berhadapan langsung satu sama lain. 
-Gaya seminar, sejumlah besar murid (10 atau lebih) duduk di susunan berbentuk lingkaran, atau persegi, atau bentuk U.
-Gaya klaster, sejumlah murid (biasanya empat sampai delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Like us on Facebook